MAKALAH
NEGARA JEPANG SEBAGAI NEGARA MAJU
LMU PENGETAHUAN SOSIAL
PEMBIMBING : YAYAH MASRIPAH
DISUSUN OLEH
FADEL ANUGERAH GUSTI
SMP IT AL-HUDA SUKABUMI
JL.GARUDA BAROS SUKABUMI
2017
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Allah Yang Maha Kuasa, Karena berkat kekuasaan-nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Makalah ini akan membahas tentang keunggulan – keunggulan Jepang sehingga bisa berdiri sejajar dengan negara maju lainnya yang bisa di ambil manfaatnya untuk dijadikan contoh oleh bangsa kita sebagai upaya negara kita bisa menjadi negara maju seperti jepang. Untuk itu saya ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada ibu Yayah Masripah M.Pd selaku guru mata pelajaran “Ilmu Pengetahuan Sosial“.
Sukabumi, 16 Agustus 2017
Penyusun,
Fadel Anugerah Gusti
BAB 1
Bentuk Negara Jepang
Bendera Negara
Bentuk bendera nasional negara Jepang yaitu persegi panjang. Bendera ini memiliki dasar warna putih dan terdapat lingkaran merah pada bagian tengah bendera. Bendera negara Jepang ini memiliki dua nama, yaitu :
- Nisshoki, yang memiliki arti bendera tanda matahari.
- Hinomaru, yang memiliki arti lingkaran matahari.
Bendera ini mulai difungsikan di negara Jepang sebagai bendera nasional pada saat akhir abad ke-19. Bendera dengan lingkaran merah dan latar belakang berwarna putih ini menyimbolkan tentang suatu matahari.
Pada masa Perang Dunia II, negara Jepang merupakan negara adidaya di Asia Timur. Negara Jepang ini menguasai dan memiliki wilayah jajahan yang meluas hingga ke Asia Tenggara. Di negara Jepang, bendera negara ini dimaknai sebagai matahari.
Penggunaan matahari sebagai ide utama untuk desain bendera negara Jepang bukannya tanpa suatu alasan. Hal tersebut disebabkan, salah satu dewi terpenting dalam kepercayaan kuno Shinto Jepang yaitu dewi matahari. Dewi ini bernama Amaterasu Omikami. Lebih lanjut, negara Jepang juga dijuluki sebagai tanah matahari terbit. Hal tersebut disebabkan letak geografis negara Jepang yang berada di ujung Timur daratan Asia. Negara Jepang pernah menggunakan bendera yang memiliki desain yang serupa, hanya saja letak perbedaannya di penambahan 16 garis merah yang diletakkan di sekeliling lingkaran. Garis merah ini untuk menyimbolkan matahari terbit. Namun sayangnya, pada masa perang dunia ke dua, penggunaan bendera lama mulai dihentikan. Hal tersebut disebabkan karena identitik dan dikaitkan dengan ideologi militeristik yang haus akan teritori. Kemudian,lingkaran warna merah yang terletak pada bagian tengah bendera merupakan simbol perwujudan dari dewi matahari Amaterasu. Dewi ini diyakini sebagai pendiri Jepang dan nenek moyang dari kekaisaran. Simbol ini juga dipercaya akan dapat membawa negara Jepang pada masa depan yang cerah. Warna putih di bendera negara Jepang, melambangkan tentang kejujuran, integritas, dan kemurnian hati orang Jepang. Berdasarkan tradisi dan kepercayaan orang Jepang, Dewi Matahari “Amaterasu” mendirikan negara Jepang pada sekitar 2700 tahun yang lalu. Dewi “Amaterasu” juga dipercaya oleh orang Jepang sebagai nenek moyang dari Jimmu. Jimmu merupakan seorang kaisar pertama di negara Jepang. Kaisar pertama tersebut, dikenal dengan sebutan “Anak Matahari” dan negara Jepang sebagai daratan yang dipimpinnya dinamakan dengan “Tanah Matahari Terbit”. Sejarah kuno yang berasal dari Shoku Nihongi menceritakan bahwa Kaisar Mommu menggunakan bendera Jepang sebagai perlambangan matahari di pengadilan. Kondisi ini sebagai kali pertamanya bendera bermotif tercatat digunakan untuk pertama kali di negara Jepang. Bendera yang menyimbolkan matahari tersebut diadopsi sebagai bendera nasional untuk kapal dagang di bawah proklamasi yang dikeluarkan tanggal 27 Februari 1870. Kemudian bendera tersebut ditetapkan sebagai bendera nasional dalam Undang-Undang Mengenai Bendera Nasional. Selain bendera, juga lagu kebangsaan yang dikumandangkan secara resmi pada tanggal 13 Agustus 1999.
Lambang Negara
Merupakan gambar bunga Krisantemun berdaun bunga sebanyak 16.
Kepala Negara : Kaisar
Kepala Pemerintahan : Perdana Mentri
Wilayah : Asia Timur
Nama Asli : Nihon / Nippon
Nama Internasional : Japan
Luas Wilayah : 377.727 km2.
Jumlah Penduduk : 127.214.499 jiwa
Ibu Kota : Tokyo
Bentuk Pemerintahan : Konstitusi Kerajaan
Sistem Pemerintahan : Monarki Parlementer
Pemerintahan Lokal : 43 prefectures dan 4 kotapraja utama
Lagu Kebangsaan : Kimigayo
Suku Bangsa : Jepang, Ainu, Korea
Agama : Shinto, Buddha, Kristen
Bahasa Resmi : Nihongo
Mata Uang : Yen
Pendapatan pekapita : US$ 31.410 pada tahun 2005
Hasil Pertanian : Padi, gandum, buah buahan, the, ketela, kedelai, dan tembakau.
Sumber Alam : Batau bara, besi, mangan, seng, tembaga, emas, perak, timah,
chromit, sulfur, dan minyak
Zona waktu : UTC + 9
Kode Telepon : 81
BAB 2
PEMERINTAHAN NEGARA
Pemerintahan negara Jepang adalah adalah sebuah monarki konstitusional yang di dalamnya terdapat kuasa dari seorang Kaisar yang masih dibatasi dan hanya diturunkan terutama ketika melakukan tugas resmi. Seperti di negara-negara lainnya, Pemerintahan dipecah menjadi tiga cabang: Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
Pemerintahan ini berjalan di bawah susunan yang telah ditetapkan oleh Konstitusi Jepang sejak tahun 1947. Ini merupakan negara kesatuan, yang memuat empat puluh tujuh pembagian administratif, dengan Kaisar sebagai kepala negara. Perannya hanya yang telah ditetapkan secara resmi dan tidak memiliki kuasa terkait hubungan Pemerintah. Sebagai gantinya, Kabinet, bersama dengan Menteri Negara dan Perdana Menteri, adalah sebagai pengarah sekaligus pengendali Pemerintah. Kabinet adalah sumber kekuasaan dari cabang Eksekutif, dan dibentuk oleh Perdana Menteri, sebagai kepala pemerintahan. Ia ditunjuk oleh Parlemen Jepang dan dinobatkan oleh seorang Kaisar.
Parlemen Jepang merupakan lembaga legislatif. Menggunakan sistem dua kamar, yang terdiri dari dua majelis, yaitu Majelis Tinggi, dan Majelis Rendah. Anggotanya dipilih langsung oleh rakyat, yang bersumber dari kedaulatan. Mahkamah Agung dan pengadilan rendah lainnya yang membentuk cabang Yudisial, mereka sudah terlepas dari cabang eksekutif dan legislatif.
BAB 3
EKONOMI JEPANG DAN KELEBIHANNYA DI MATA DUNIA
Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tetapi produktivitas lebih rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan.
Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dari 1960-an ke 1980-an, ekonomi Jepang merosot secara drastis pada awal 1990-an, ketika "ekonomi gelembung" jatuh. Persediaan kepemimpinan industri dan teknisi, pekerja yang berpendidikan tinggi dan bekerja keras, tabungan dan invesatasi besar dan promosi intensif pengembangan industri dan perdagangan internasional telah memproduksi ekonomi industri yang matang.
Jepang memiliki sumber daya alam yang rendah, tetapi perdagangan menolongnya mendapatkan sumber daya untuk ekonominya.
Meskipun prospek ekonomi jangka panjang Jepang masih bagus, namun sekarang dia berada dalam resesi terburuknya sejak Perang Dunia II. Harga saham dan properti tetap yang turun, menandai akhir dari "ekonomi busa" 1980-an. GDP nyata di Jepang tumbuh rata-rata sekitar 1% antara 1991-98, dibandingkan dengan 1980-an sekitar 4%. Pertumbuhan di Jepang pada dekade ini lebih rendah dari pertumbuhan negara maju lainnya. Jepang memasuki masa resesi pada awal millenia, dimulai oleh resesi di Amerika Serikat, tetapi sejak 2003 telah mulai tumbuh kembali dengan kuat dan pada 2004 menikmati pertumbuhan tertinggi sejak 1990.
Sektor jasa
Sejumlah tiga perempat dari total penghasilan ekonomi Jepang berasal dari sektor jasa. Industri utama sektor jasa di Jepang berupa bank, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, dan telekomunikasi.
Mitsubishi UFJ, Mizuho, NTT, TEPCO, Nomura, Mitsubishi Estate, Tokio Marine, Japan Railway, Seven & I, dan Japan Airlines adalah nama-nama perusahaan Jepang yang termasuk perusahaan terbesar dunia. Kebijakan Pemerintah Jepang pada masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi melakukan swastanisasi Japan Post. Enam keiretsu utama terdiri dari grup Mitsubishi, Sumitomo, Fuyo, Mitsui, Dai-Ichi Kangyo, dan Sanwa. Sejumlah 326 perusahaan Jepang berada dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari total perusahaan dalam daftar Forbes Global 2000 pada tahun 2006.
SEKTOR INDUSTRI
Industri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektronik konsumen (lihat industri elektronik konsumen Jepang), komputer, semikonduktor, besi, dan baja. Industri penting lain dalam ekonomi Jepang adalah petrokimia, farmasi, bioindustri, galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan makanan yang diproses. Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan mentah dan bahan bakar minyak.
Kawasan industri tersebar di sejumlah prefektur. Di wilayah Kantō, kawasan industri berada di Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Tokyo (kawasan industri Keihin). Di wilayah Tōkai, kawasan industri Chukyo-Tokai berada di Aichi, Gifu, Mie, dan Shizuoka. Di wilayah Kansai, kawasan industri Hanshin berada di Osaka, Kyoto, dan Kobe. Kawasan industri Setouchi mencakup barat daya Pulau Honshu dan bagian utara Shikoku sekitar Laut Pedalaman Seto, sementara di Kyushu, kawasan industri berada di bagian utara Kyushu (Kitakyūshū)
SEKTOR PERTANIAN
Walaupun hanya 12% dari luas daratan di Jepang yang bisa dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil pertanian didukung oleh kesuburan lahan pertanian karena tanah yang mengandung abu vulkanis. Di samping itu, penggarapan lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan didukung teknologi maju. Sektor pertanian adalah sektor yang diproteksi pemerintah dan menerima subsidi dalam jumlah besar.
Hasil pertanian Jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, dan teh. Hasil peternakan berupa babi, ayam, telur, sapi dan susu. Sayur-sayuran berupa lobak, kubis, ketimun, tomat, wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah apel dan jeruk. Apel merupakan produk unggulan Tohoku dan Hokkaido. Buah pir merupakan produk pertanian unggulan Prefektur Tottori. Perkebunan jeruk berada di Shikoku, Shizuoka, dan Kyushu. Tanaman pir dan jeruk dibawa masuk ke Jepang oleh pedagang Belanda di Nagasaki pada akhir abad ke-18.
Padi adalah tanaman pangan yang sangat diproteksi pemerintah Jepang. Beras impor dikenakan bea masuk 490% dan pembatasan kuota sebesar 7,2% dari rata-rata konsumsi beras tahun 1968 hingga 1988. Impor di luar kuota tidak dilarang, namun dikenakan bea masuk \341 per kilogram. Tarif bea masuk beras impor yang sekarang (490%) diperkirakan akan naik menjadi 778% menurut perhitungan baru yang akan diberlakukan sesuai Putaran Doha.
Walaupun Jepang biasanya dapat melakukan swasembada beras (kecuali beras untuk membuat senbei dan makanan olahan), Jepang harus mengimpor 50% dari kebutuhan konsumsi serealia dan bergantung pada impor daging. Jepang mengimpor gandum, sorgum, dan kedelai dalam jumlah besar, terutama dari Amerika Serikat. Jepang merupakan pasar terbesar bagi ekspor pertanian Uni Eropa.
SEKTOR PERIKANAN
Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di belakang Republik Rakyat Tiongkok dalam tonase penangkapan ikan (tahun 1989: 11,9 juta ton), kenaikan tipis dari 11,1 juta ton pada tahun 1980. Setelah terjadi krisis minyak 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun. Pada tahun 1980-an, total tangkapan ikan per tahun rata-rata 2 juta ton. Perikanan lepas pantai mencapai 50 % dari penangkapan ikan total pada akhir 1980-an, meski beberapa kali mengalami kenaikan dan penurunan.
Perikanan pesisir dilakukan dengan perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung sekitar sepertiga produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas pantai dengan kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Di antara hasil laut yang diambil misalnya: sarden, cakalang, kepiting, udang, salem, cumi-cumi, kerang, tuna, saury, yellowtail, dan makerel.
Jepang termasuk salah satu negara yang memiliki armada perikanan terbesar di dunia. Walaupun demikian, Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar) Sejak tahun 1996, Jepang berada di peringkat ke-6 dalam total tangkapan ikan di bawah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili. Jepang juga menebarkan kontroversi dengan mendukung perburuan ikan paus.
SEKTOR PERTAMBANGAN
Jepang memiliki berbagai jenis mineral meskipun dalam jumlah yang sedikit. Jumlah ini tidak mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Oleh karena itu, Jepang mengimpor bahan tambang seperti minyak dan gas bumi dari luar negeri. Sementara itu, mineral utama yang dihasilkan Jepang berupa batu bara, besi, mangan, seng, tembaga, timbal, dan emas.
SEKTOR PENDIDIKAN
Tingkat melek huruf di Jepang sangat tinggi. Hampir seluruh penduduk (99%) yang berusia di atas 15 tahun dapat membaca dan menulis. Setiap siswa, baik kaya maupun miskin bisa mengenyam pendidikan yang baik asal mampu melalui ujian yang sulit. Universitas terbaik di Jepang memberikan beasiswa bagi mereka yang lolos ujian masuk. Kaum usahawan dan pejabat pemerintah cenderung untuk mempekerjakan lulusan dari universitas tersebut
BAB 3
KEUNGGULAN JEPANG YG BISA DI CONTOH DI INDONESIA
- 1. Bagi orang jepang Waktu adalah uang
- 2. Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian.
- 3. Nggak ada yang namanya budaya mentraktir.
- 4. Mereka menganggap budaya baca sebagai sumber pengetahuan.
- 5. Orang Jepang selalu menghargai proses, bukan hanya hasilnya.
- 6. Mereka juga terkenal punya loyalitas yang tinggi.
- 7. Tidak banyak ngobrol saat bekerja.
- 8. Selalu bersemangat dalam membuat inovasi dan improvisasi.
- 9. Bisa memanfaatkan SDA yang sedikit.
- 10. Memanfaatkan segala macam cara untuk berdagang.
- 11. Senang bekerja keras.
SARAN
Apabila kita bisa menerapkan ini ke dalam keperibadian kita, kita akan bisa menjadi negara yang maju seperti jepang ini Karena kekayaan alam kita sudah melimpah, tinggal orang orangnya saja yang belum melimpah.