Modul ke 3 kls 9 Materi Jujur,Santun dan Malu

                                                           Mengasah Pribadi yang Unggul Dengan Jujur Santun Dan Malu

1. JUJUR

Pengertian Jujur

Di dalam bahasa Arab, jujur disebut “siddiq” yang artinya nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini ialah dusta. Secara istilah, as-sidiq atau jujur artinya:

  • Kesesuaian antara perbuatan dan ucapan.
  • Ketegasan serta kemantapan hati.
  • Kesesuaian antara informasi dengan kenyataan.
  • Sesuatu yang baik yang tak dapat dicampuri dengan kedustaan.

Dalil al quran Tentang sikap Jujur diantaranya:

QS Ali Imran ayat 77/3:77

 

 

Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.

 Artinya ialah menerangkan orang-orang yang mudah saja mempergunakan janji di atas nama Allah, dan mudah saja mengucapkan sumpah-sumpah untuk membeli harta yang nilainya sedikit. Mudah dan lancang saja menyebut nama Allah dan mudah dan lancang menyebut sumpah. Padahal harta yang hendak dipunyai hanya sedikit, baik ketika membeli atau ketika mengikat janji yang lain. Walaupun kekayaan yang diharapkan itu sebesar gunung emas, namun nilainya masihlah sedikit, jika dibandingkan dengan harga nama Allah yang dibuat janji atau dibuat sumpah. Karena liciknya bersumpah dan pandainya menyusun kata, mungkin dia mendapat keuntungan, namun keuntungan itu hanyalah sedikit, sebab hanya akan didapatnya di dunia saja. Dan di akhirat orang yang semacam itu tidak akan mendapat bagian sedikit juapun. Di manakah perbandingannya di antara gunung emas di dunia dengan syurga di akhirat? Apakah artinya kekayaan tidak halal, yang diambil karena hanya pandai menyebar sumpah, dengan gejala api neraka?

 https://sites.google.com/site/masjidillah/pengetahuan-islam/tafsir-al-azhar/sebabturunnyaayat/suroh-ali-imron-ayat-77

 QS Al ahzab ayat 70/33:70

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,

Tafsir QS. Al Ahzab (33) : 70. Oleh Kementrian Agama RI

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang yang beriman supaya tetap bertqwa kepadaNYA,Allah juga memerinthakan orang-orang yang beriman,untuk selalu berkata benar selaras antara yang diniatkan dan diucapkan,jarena seluruh kata yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat Roqib dan Atid dan harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah

QS.Al Baqoroh ayat 83

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Kandungan Surat Al Baqarah ayat 83

 

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 83:

1.Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan mereka telah mensepakati untuk memenuhi isi perjanjian itu. Berupa pokok-pokok agama yang harus diamalkan.

2.Kewajiban untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

3.Wajib berbuat baik kepada orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

4.Wajib mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang lain.

5.Wajib mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

6.Perintah-perintah dalam isi perjanjian ini juga berlaku bagi kaum muslimin. Mulai dari tauhid hingga berbuat ihsan serta mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

7.Melalui ayat ini Allah mengungkap sifat Bani Israil yang suka melanggar perjanjian.

 Adapun Dalil Hadits tentang kejujuran bisa dilihat di link berikut ini

 

https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/07/kumpulan-hadits-38-kejujuran/

Macam-macam jujur

1.Jujur kepada Allah

Jujur kepada Allah adalah dengan mengikhlaskan semua amal karena Allah, sehingga ia tidak riya’ dan sum’ah. Oleh karena itu, barang siapa yang mengerjakan amalan, namun ia tidak mengikhlaskan niatnya karena Allah, maka Allah tidak akan menerima amalnya.

2.Jujur kepada manusia

Jujur kepada manusia adalah dengan tidak berdusta dalam berbicara dengan orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran membawa seeorang kepada kebaikan dan kebaikan membawa seseorang ke surga, dan jika seseorang selalu berlaku jujur dan terus memilih kejujuran hingga nantinya dicatat di sisi Allah sebagai orang yang shiddiq (sangat jujur)...dst.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

3.Jujur terhadap diri sendiri

Seorang muslim yang jujur tidak menipu dirinya, ia mengakui aibnya dan kesalahannya serta memperbaikinya, ia mengetahui bahwa kejujuran adalah jalan keselamatannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ، فإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ والصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ

“Tinggalkanlah yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu, karena dusta adalah hal yang meragukan, sedangkan kejujuran adalah ketenangan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3378).

 Manfaat Perilaku Jujur

1.Meningkatkan Kecintaan Allah SWT
2. Membawa Perdamaian
3.Menjauhkan Dari Hal Yang Tidak Baik
4.Kejujuran Mempromosikan Identitas
5.Kejujuran menumbuhkan keberanian
6.Kejujuran menunjukkan Anda peduli
7.Kejujuran menciptakan lingkaran cinta
8.Kejujuran menunjukkan kedewasaan dan penerimaan diri
9. Kejujuran memupuk koneksi
10. Kejujuran terasa menggembirakan karena sangat membebaskan
11.Kejujuran menghilangkan emosi
12.Kejujuran menarik kejujuran lainnya
13. Kejujuran bisa membuat Anda tidak bermasalah
 
Penjelasan Lengkap silahkan buka link ini https://dalamislam.com/akhlaq/manfaat-jujur-dalam-agama-islam

 2.MALU

Dalam Bahasa arab kata malu adalah al hayaa'.Pengertian Malu,hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Malu adalah akhlak yang utama dan merupakan perhiasan manusia.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html

Malu adalah akhlak yang utama dan merupakan perhiasan manusia

Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam Madarijus Salikin :

“Kuatnya sifat malu tergantung kondisi hidup hatinya. Sedikit sifat malu disebabkan oleh kematian hati dan ruh, sehingga semakin hidup hati itu maka sifat malupun semakin sempurna. Beliau juga mengatakan, Sifat malu darinya tergantung kepada pengenalannya terhadap Rabbnya.”

Malu itu ada dua macam,

Pertama, malu yang menjadi karakter dan tabiat bawaan, dia tidak diusahakan.

Ini merupakan salah satu akhlak mulia yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba-Nya.

Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam bersabda,

الحياء لا يأتى الا بخير

“Sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan ”.(HR. Bukhari 6117).

Malu jenis ini akan menghalangi seorang  dari melakukan perbuatan buruk dan akhlak yang rendah, serta mendorongnya untuk melakukan perbuatan yang mulia.

Kedua, malu yang diperoleh dari mengenal Allah dan mengenal keagungan-Nya, kedekatan-Nya dengan para hamba-Nya dan karena keyakinan mereka tentang Maha Tahu-nya Allah, mengetahui pandangan khianat dan sesuatu yang terpendam dalam dada manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Dia mngetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang di sembunyikan oleh hati” (QS. Al Mukmin:19).

Malu jenis ini bagian dari buah iman yang dimiliki seorang hamba, bahkan termasuk derajat ihsan yang paling tinggi.

Selagi seorang hamba mengetahui bahwa Allah melihat dirinya, maka hal ini akan membuatnya malu terhadap Allah, lalu mendorongnya untuk taat. Hal ini seprti seorang hamba yang bekerja di hadapan tuanya,maka dia akan giat dalam bekerja, berbeda jika dia bekerja tanpa di awasi oleh tuanya. Sedangkan Allah  maha mengawasi hamba-hambaNya.

Keutamaan-keutamaan Sifat Malu

  • Malu merupakan salah satu dari Sifat Allah Azza wa Jalla Yang Mulia sebagaimana yang terdapat dalam hadits shohih, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “sesungguhnya Rabb kalian Tabaraka wa Ta’ala Maha Malu dan Maha Dermawan, Dia malu terhadap hambaNya yang menadahkan tangan kepadaNya lalu tangan itu kembali turun hampa (tidak dikabulkan doanya). HR. Abu Dawud dinyatakan Shohih oleh Al Albani. Kita menetapkannya (Sifat Malu) sebagaimana Sifat-sifat Allah yang lain.
  • Malu merupakan sunnah para Nabi dan Rasul. Dalam Asshohihain dari Abu Sa’id Al Khudry-semoga Allah meridhainya- bahwasanya Nabi Shallallaahu’alaihi wasallam lebih tinggi sifat malunya daripada seorang gadis pingitan yang bersembunyi dalam kamarnya.
  • Malu merupakan bagian dari keimanan sebagaimana dalam asshohihain dari hadits ibnu umar -semoga Allah meridhainya- dia mengatakan “Rasulullah Shallallaahu‘Alaihi wasallam melewati seorang anshor yg sedang menasehati saudaranya tentang sifat malu sehingga seakan-akan dia berkata “malu itu membahayakanmu” maka Rasulullah Shallallaahu‘alaihi wasallam bersabda :

دعه  فان الحياء من الايمان

“Biarkanlah dia sesungguhnya sifat malu itu bagian dari keimanan (HR. Bukhari /24 )

  • Malu adalah suatu perangai yang menghasilkan sikap terpuji dan pengaruh yang baik, dalam sebuah hadits Nabi Shallallaahu’alaihi wasallam pernah bersabda : “Malu tidaklah membawa kecuali kebaikan “ (takhrij diatas)
  • Sifat malu mengajak kepada ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

 

Wahai saudari muslimah…malu memiliki kedudukan yang sangat agung dalam syariat Islam terutama bagi kita sebagai seorang wanita. Jika seorang wanita tidak lagi memiliki atau kurang rasa malunya maka berbagai kerusakan akan terjadi dimuka bumi ini, dia tidak malu lagi menampakan aurat, pacaran, ikhtilath dan maksiat lainnya.

Sungguh sifat malu benar-benar merupakan tameng bagi seseorang dari perbuatan buruk, maka pupuklah rasa malu tersebut agar hati selalu terjaga dan tidak terjerumus kedalam perbuatan yang mendatangkan murka Allah Azza wa Jalla.

Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam Madarijus Salikin, “Sebagian orang arif berkata

‘Hidupkanlah rasa malu dengan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki rasa malu. Hidupkanlah hati dengan kemuliaan dan rasa malu. Jika keduanya hilang dari hati,maka di dalamnya tidak ada kebaikan yang tersisa.’”

 

 

Dalam Alquran, kata yang ada untuk menunjukkan makna malu ada di beberapa tempat diantaranya adalah,

  1. Al-Baqarah [2]: 26

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا

Sesungguhnya Allah tidak malu (untuk menunjukkan keagungan-Nya) dengan mengambil perumpamaan berupa nyamuk, maka (tentu lebih tidak malu lagi jika contohnya) lebih besar dari (nyamuk) itu.

Pesan dari ayat ini adalah, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya, Allah bahkan tidak merasa sungkan, atau tidak percaya diri layaknya makhluk-Nya, untuk menggunakan perumpaan yang sangat sederhana sekali, misalnya nyamuk. Dalam ayat tersebut juga, disebutkan kalau orang beriman pasti mengerti kalau ada kebenaran pada pengambilan nyamuk sebagai contoh dari Allah. Sementara bagi orang yang tidak beriman (kafir), ia malah memungkiri dan meremehkan, “kok, nyamuk mau menunjukkan kebesaran Tuhan.

hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html

 

  1. Al-Ahzab: 53

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتَ ٱلنَّبِىِّ إِلَّآ أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَٰظِرِينَ إِنَىٰهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَٱدْخُلُوا۟ فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَٱنتَشِرُوا۟ وَلَا مُسْتَـْٔنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى ٱلنَّبِىَّ فَيَسْتَحْىِۦ مِنكُمْ ۖ وَٱللَّهُ لَا يَسْتَحْىِۦ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ

Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian masuk ke dalam rumah-rumah Nabi kecuali jika kalian sudah diizinkan (untuk datang menikmati) jamuan, dengan tidak menunggu-nunggu waktu (masakan)-nya. Tetapi jika kalian sudah dipanggil untuk datang, maka hadirlah. Dan jika kalian sudah nikmati makanannya, pergilah dan jangan malah memperbanyak pembicaraan (yang tidak perlu). Sesungguhnya yang demikian itu menyakiti Nabi Saw. (namun) kemudian beliau malu terhadap kalian. Dan Allah tidak malu (menerangkan) kebenaran.

3.SANTUN

Pengertian Santun. Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Sopan santun menjadi sangat penting dalam pergaulan hidup sehari hari. Kita akan dihargai dan dihormati orang lain jika menunjukkan sikap sopan santun. Orang lain merasa nyaman dengan kehadiran kita.

Contoh Sikap Santun. Orang yang memiliki sopan santun berarti mampu menempatkan dirinya dengan tepat dalam berbagai keadaan. Sopan santun dapat diterapkan di mana saja dan kapan saja. Karena sopan santun merupakan perwujudan cara kita dalam bersikap yang terbaik. Pergaulan sesama pelajar di sekolah akan harmonis dan indah jika dihiasi sikap santun. Misalnya, menyapa teman dengan ucapan “assalamu’alaikum” sambil tersenyum, menghormati kakak kelas dan menyayangi adik kelas dengan cara peduli kepada mereka, mematuhi tata tertib sekolah, menghormati Bapak/ Ibu guru dan staf tata usaha, bertutur kata lemah lembut kepada siapa saja serta menjaga perasaan warga sekolah dengan tidak menyakiti hatinya.

Jika perilaku tersebut kita lakukan, sungguh akan tercipta kehidupan sekolah yang aman, damai, dan membahagiakan. Suasana belajar akan sangat menyenangkan dan pada akhirnya prestasi kalian akan meningkat. Seorang anak wajib menghormati dan menyayangi kedua orangtua. Bentuk hormat dan sayang kita kepada orangtua, di antaranya dengan bertutur kata santun kepada keduanya. Semua nasihat orangtua harus ditaati sepenuh hati, karena mereka telah merawat dan mendidik kita sejak kecil. Terlebih seorang ibu, sungguh jasanya tak ternilai. Mulai dari mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Demikian pula seorang ayah, bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarga. Ingatlah, bahwa kerelaan atau rida Allah Swt. adalah rida orangtua. Oleh karena itu, sikap santun harus kita tunjukkan untuk menghormati keduanya.

Jika di rumah kita memiliki pembantu, apakah ia juga harus diperlakukan dengan santun? Seorang pembantu juga harus diperlakukan dengan santun. Sikap sopan dan santun juga harus ditunjukkan dalam pergaulan di masyarakat. Sebagai makhluk sosial kita selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, orang lain harus diperlakukan dengan baik. Orang lain yang dimaksud di sini adalah sahabat, teman, dan tetangga. Khusus terhadap tetangga, Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita untuk memuliakan mereka.

Dalil Naqli Sikap Santun.

Allah Swt. mencintai sikap santun sebagaimana tertuang dalam hadis berikut. Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri:"Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” (HR. Ibnu Majah)

Ketika keluarga kita sedang kesusahan tetanggalah yang akan membantu kita. Kita hormati serta laksanakan hak dan kewajiban tetangga. Jangan kita sakiti mereka dengan tingkah laku buruk dan perkataan kotor.

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-santun-dalil-naqli-tentang.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Pengertian Santun. Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Sopan santun menjadi sangat penting dalam pergaulan hidup sehari hari. Kita akan dihargai dan dihormati orang lain jika menunjukkan sikap sopan santun. Orang lain merasa nyaman dengan kehadiran kita.

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-santun-dalil-naqli-tentang.html
Terima kasih sudah berkunjung.

Allah Swt. memerintahkan agar bertutur kata yang baik kepada sesama manusia, sebagaimana firman Allah Swt.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ
Artinya “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orangorang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah:83)

Melalui ayat tersebut Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang baik kepada manusia. Teman, kerabat, keluarga, Bapak/Ibu guru, dan orangtua wajib diperlakukan dengan baik. Berkata dan berperilaku santun kepada mereka akan membuat harga diri kita meningkat.

Kita akan dihargai dan dihormati ketika kita juga menghormati orang lain. Ibarat sedang bercermin, ketika kita tersenyum maka bayangan yang ada di cermin akan tersenyum kepada kita. Sebaliknya kalau kita cemberut, maka bayangan yang ada di cermin juga akan cemberut kepada kita. Sejatinya kalau kita bersikap baik kepada orang lain, sesungguhnya perbuatan baik itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Sebaliknya, ketika kita bersikap buruk kepada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu akan kembali kepada diri sendiri. Banyak peristiwa perkelahian dipicu oleh perkataan kotor dan saling menghina. Jika ada orang mengejek dan menghina kita, sebaiknya kita menahan diri. Kita sikapi dengan bijaksana, sabar dan penuh kehatihatian. Jika kita terpancing oleh amarah, kita akan rugi. Hidup menjadi tidak nyaman, khawatir dan gelisah akan menghampiri kita.

Manfaat Sikap Santun.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sikap santun, di antaranya:

a) Mudah diterima oleh orang lain. Sikap santun akan menjadikan seseorang disenangi orang lain, sehingga mudah diterima oleh orang lain

 b) Menunjang kesuksesan. Banyak pengusaha sukses ditunjang oleh sikap santun yang ditunjukkannya. Pembeli, pelanggan, karyawan dan rekan sejawat akan senang bergaul dengannya. Relasinya bertambah banyak, sehingga akan menambah kesuksesannya.

c) Dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya. Allah Swt. mencintai hamba-Nya yang memiliki sikap santun. Rasulullah saw. juga demikian, bahkan beliau juga memiliki sikap lemah lembut dan santun yang luar biasa.

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-santun-dalil-naqli-tentang.html

 

hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html
hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/8705-sifat-malu-dan-keutamaannya.html

 

Artinya “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orangorang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah:83)

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-santun-dalil-naqli-tentang.html
Terima kasih sudah berkunjung.

 

Informasi Sekolah 1

Republik Indonesia, disingkat RI atau Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau,[5] nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara.[6]

Informasi Sekolah 2

Dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010,[7] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa.[8]

Informasi Sekolah 3

Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih secara langsung.

Informasi Sekolah 4

Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Informasi Sekolah 5

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.

Informasi Sekolah 6

Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra.